Rabu, 20 Juli 2011

LIMFADENITIS

Modul
Perempuan 24 tahun datang ke RS dengan keluhan adanya pembengkakan kelenjar di leher. Bengkaknya sebesar telur puyuh dan lunak serta nyeri bila disentuh, wajahnya juga tampak pucat, badanya sering kali terasa hangat dan merasa lemah tidak berdaya, selera makan hilang. Ia pun disarankan dokter spesialis untuk melakukan pemeriksaan biopsi.
Apakah yang terjadi pada pasien ini dan tindakan apa yang harus dilakukan?


PEMBAHASAN SKENARIO

I. TERMINOLOGI KONSEP
1. Pembengkakan kelenjar di leher
 Pembesaran / tonjolan pada leher yang tidak normal
2. Biopsi
 Pemeriksaan dengan mengambil jaringan

II. MENENTUKAN MASALAH
1. Perempuan 24 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan adanya pembengkakan kalenjar di leher. Bengkaknya sebesar telur puyuh dan lunak serta nyeri bila disentuh

2. Wajahnya tampak pucat, badannya seringkali terasa hangat dan merasa lemah tidak berdaya , selera makan hilang.








III. MENGANALISIS MASALAH
1. Hasil Analisis
- Adanya peradangan
- Limfadenitis
- Adanya infeksi
- Adanya tumor

2. Hasil analisis
- Tanda dan gejala anemia
- Adanya gangguan koagulasi
- Menurunnya daya tahan tubuh
- Pengaruh infeksi

IV. KESIMPULAN SEMENTARA
Wanita 24 tahun kemungkinan mengalami limfadenitis

V. LEARNING OBJEKTIVE
1. LIMFADENITIS
- Defenisi
- Etiologi
- Patofisiologi
- Gambaran klinis
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
- Diagnosis
- Komplikasi
- Penetalaksanaan





LEARNING ISSUE

LIMFADENITIS

A. DEFENISI
Limfadenitis adalah peradangan kelenjar getah bening (kelenjar limfe) regional dari lesi primer akibat adanya infeksi dari bagian tubuh yang lain.

B. ETIOLOGI
Streptokokus dan bakteri staphylococcal adalah penyebab paling umum dari limfadenitis, meskipun virus, protozoa, rickettsiae, jamur, dan basil TB juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening. Streptokokus dan bakteri penyebab adalah pagar staphylococcal limfadenitis Umum, meskipun virus, protozoa, rickettsiae, jamur, dan TBC juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening.
Penyakit yang melibatkan kelenjar getah bening di seluruh tubuh termasuk mononucleosis, infeksi sitomegalovirus, toksoplasmosis, dan brucellosis. Gejala awal limfadenitis adalah pembengkakan kelenjar yang disebabkan oleh penumpukan cairan jaringan dan peningkatan jumlah sel darah putih akibat respon tubuh terhadap infeksi. Kehilangan nafsu makan, vehicles keringat, nadi cepat, dan kelemahan.















C. PATOFISIOLOGI















Kelenjar getah bening (KGB) adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya di daerah sub mandibular (bagian bawah rahang bawah; sub: bawah; mandibula: rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya.



Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke KGB sehingga dari lokasi KGB akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya. Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar.
Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolite macrophage (gaucher disease). Dengan mengetahui lokasi pembesaran KGB maka kita dapat mengarahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran KGB.
Benjolan, bisa berupa tumor baik jinak atau ganas, bisa juga berupa pembesaran kelenjar getah bening. Kelenjar ini ada banyak sekali di tubuh kita, antara lain di daerah leher, ketiak, dalam rongga dada dan perut, di sepanjang tulang belakang kiri dan kanan sampai mata kaki. Kelenjar getah bening berfungsi sebagai penyaring bila ada infeksi lokal yang disebabkan bakteri atau virus. Jadi, fungsinya justru sebagai benteng pertahanan tubuh.
Jika tidak terjadi infeksi, kemungkinan adalah tumor. Apalagi bila pembesaran kelenjar di daerah-daerah tersebut di atas, pertumbuhannya cepat dan mudah membesar. Bila sudah sebesar biji nangka, misalnya, bila ditekan tidak sakit, maka perlu diwaspadai. Jalan terbaik, adalah dilakukan biopsy di kelenjar tersebut. Diperiksa jenis sel-nya untuk memastikan apakah sekedar infeksi atau keganasan. Jika tumor dan ternyata ganas, pembesaran kelenjar akan cepat terjadi. Dalam sebulan, misalnya, sudah membesar dan tak terasa sakit saat ditekan. Beda dengan yang disebabkan infeksi. Umumnya tidak bertambah besar dan jika daerah di sekitar benjolan ditekan, terasa sakit.





Bagan Patifisiologi Limfadenitis





















D. GAMBARAN KLINIS














D.1 Karakteristik dari kelenjar getah bening
KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.
 Ukuran: normal bila diameter 0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal)
 Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan
 Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan
 Penempelan/bergerombol: beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.
E. ANAMNESIS

Dari anamnesis dapat diperoleh:

1. Lokasi pembesaran kelenjar getah bening
Pembesaran kelenjar getah bening pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja. Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh mikobakterium, toksoplasma, ebstein barr virus atau citomegalovirus.

2. Gejala-gejala penyerta (symptoms)
Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness), ditambah riwayat obat-obatan.

3. Riwayat penyakit
Adanya peradangan tonsil (amandel) sebelumnya mengarahkan kepada infeksi oleh streptokokus. Adanya infeksi gigi dan gusi dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob.

4. Riwayat pekerjaan dan perjalanan
Paparan terhadap infeksi / kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran nafas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau tuberculosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati. Riwayat perjalanan atau pekerjaan, misalnya perjalanan ke daerah-daerah Afrika dapat mengakibatkan penyakit Tripanosomiasis. Orang yang bekerja di hutan dapat terkena Tularemia.




Tabel Anamnesis

NO ANAMNESIS
KETERANGAN

1. LOKASI  Lokasi pembesaran KGB pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja.
 Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh Mikobakterium, Toksoplasma, Ebstein Barr Virus atau Citomegalovirus

2. GEJALA PENYERTA  Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan.
 Demam yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness), ditambah adanya riwayat pemakaian obat-obatan atau produk darah.


3. RIWAYAT PENYAKIT  Riwayat penyakit sekarang dan dahulu seperti adanya peradangan tonsil sebelumnya, mengarahkan kepada infeksi oleh Streptococcus; luka lecet pada wajah atau leher atau tanda-tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi Staphilococcus;
 Adanya infeksi gigi dan gusi juga dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat mengarahkan kepada Citomegalovirus, Epstein Barr Virus atau HIV

4. RIWAYAT PEMAKAIAN OBAT  Penggunaan obat-obatan Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac. Pembesaran karena obat umumnya seluruh tubuh (limfadenopati generalisata

5. RIWAYAT PEKERJAAN  Paparan terhadap infeksi paparan/kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran napas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau tuberculosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati.
 Riwayat perjalanan atau pekerjaan, misalnya perjalanan ke daerah-daerah di Afrika dapat mengakibatkan penyakit Tripanosomiasis, orang yang bekerja dalam hutan dapat terkena Tularemia
F. PEMERIKSAAN FISIK

Karakteristik dari kelenjar getah bening:
Kelenjar Getah Bening dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, Apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.

 Ukuran: normal bila diameter <1cm (pada epitroclear >0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal).
 Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan.
 Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan.
 Penempelan: beberapa Kelenjar Getah Bening yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis keganasan.

Pembesaran KGB leher bagian posterior (belakang) terdapat pada infeksi rubela dan mononukleosis. Pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, KGB umumnya bilateral (dua sisi-kiri/kiri dan kanan), lunak dan dapat digerakkan. Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan. Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarahkan infeksi bakteri dan adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. Bila limfadenitis disebabkan keganasan, tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak dapat digerakkan (terikat dengan jaringan di bawahnya).
Pada infeksi oleh mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan mingguan-bulanan, walaupun dapat mendadak, KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah.





Tanda-tanda penyerta (sign):
Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus. Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck) mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri difteri. Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi epstein barr virus.
Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada campak. Adanya pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang dengan penekanan), memar yang tidak jelas penyebabnya, dan pembesaran hati dan limpa mengarahkan kepada leukemia.






















G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Ultrasonografi (USG)
USG merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan gambaran mikronodular.

2. Biopsi
Biopsi dapat dilakukan dengan mengambil sel keluar melalui jarum atau dengan operasi menghapus satu atau lebih kelenjar getah bening. Sel-sel atau kelenjar getah bening akan dibawa ke lab dan diuji. Biopsy KGB memiliki nilai sensitifitas 98 % dan spesifisitas 95 %. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsy KGB. Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan.

3. Kultur
Kultur (contoh dikirim ke laboratorium dan diletakkan pada kultur medium yang membiarkan mikroorganisme untuk berkembang) kemungkinan diperlukan untuk memastikan diagnosa dan untuk mengidentifikasikan organisme penyebab infeksi.

4. CT Scan
CT Scan adalah mesin x-ray yang menggunakan komputer untuk mengambil gambar tubuh Anda untuk mengetahui apa yang mungkin menyebabkan limfadenitis Anda. Sebelum mengambil gambar, Anda mungkin akan diberi pewarna melalui IV di pembuluh darah Anda agar dapat melihat gambar dengan jelas. CT Scan dapat mendeteksi pembesaran KGB servikalis dengan diameter 5 mm atau lebih.
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk melihat dalam tubuh Anda. Dokter dapat menggunakan gambar ini untuk mencari penyebab limfadenitis.




H. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk membantu menentukan penyebabnya, bisa dilakukan biopsi (pengangkatan jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop) dan kultur (contoh dikirim ke laboratorium dan diletakkan pada kultur medium yang membiarkan mikroorganisme untuk berkembang) kemungkinan diperlukan untuk memastikan diagnosa dan untuk mengidentifikasikan organisme penyebab infeksi.
KGB yang menetap atau bertambah besar walau dengan pengobatan yang adekuat mengindikasikan diagnosis yang belum tepat.

I. DIAGNOSIS BANDING
Benjolan di leher yang seringkali disalahartikan sebagai pembesaran KGB leher :
• Gondongan :
pembesaran kelenjar parotits akibat infeksi virus, sudut rahang bawah dapat menghilang karena bengkak
• Kista Duktus Tiroglosus :
berada di garis tengah dan bergerak dengan menelan
• Kista Dermoid :
benjolan di garis tengah dapat padat atau berisi cairan
• Hemangioma :
kelainan pembuluh darah sehingga timbul benjolan berisi jalinan pembuluh darah, berwarna merah atau kebiruan












Alur Diagnosis



J. KOMPLIKASI

1. Pembentukan abses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi ronggatersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses; hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.

2. Selulitis (infeksi kulit)
Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.

3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah)
Sepsis adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengancam nyawa, yang ditemukan dalam hubungan dengan infeksi yang diketahui atau dicurigai (biasanya namun tidak terbatas pada bakteri-bakteri).

4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)
Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening, padat / keras, multiple dan dapat berkonglomerasi satu sama lain. Dapat pula sudah terjadi perkijuan seluruh kelenjar, sehingga kelenjar itu melunak seperti abses tetapi tidak nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena keluar secara terus menerus sehingga seperti fistula. Fistula merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan immune system / daya tahan tubuh setiap individual.

K. PENATALAKSANAAN
K.1. PREVENTIF

 Upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada seseorang agar tidak menderita limfadenitis adalah :



























K.2. KURATIF

Tata laksana pembesaran KGB leher didasarkan kepada penyebabnya. Banyak kasus dari pembesaran KGB leher sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan apa pun selain dari observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsy kelenjar getah bening. Biopsy dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan, KGB yang menetap atau bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.
Pembesaran KGB biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri, walaupun pembesaran KGB dapat berlangsung mingguan. Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah anti-biotic oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25 mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotic golongan penicillin dapat diberikan cephalexin 25 mg/kg (sampai dengan 500 mg) tiga kali sehari atau erythromycin 15 mg/kg (sampai 500 mg) tiga kali sehari.
Bila penyebab limfadenopati adalah mycobacterium tuberculosis maka diberikan obat anti tuberculosis selama 9-12 bulan. Bila disebabkan mycobacterium selain tuberculosis maka memerlukan pengangkatan KGB yang terinfeksi atau bila pembedahan tidak memungkinkan atau tidak maksimal diberikan antibiotic golongan makrolida dan anti-mycobacterium.

K.3. REHABILITATIF










L. PROGNOSIS
Prognosis untuk pemulihan adalah baik jika segera diobati dengan antibiotik. Dalam kebanyakan kasus, infeksi dapat dikendalikan dalam tiga atau empat hari. Namun, dalam beberapa kasus mungkin diperlukan waktu beberapa minggu atau bulan untuk pembengkakan menghilang, panjang pemulihan tergantung pada penyebab infeksi. Penderita dengan limfadenitis yang tidak diobati dapat mengembangkan abses, selulitis, atau keracunan darah (septikemia), yang kadang-kadang fatal.





















STATUS PASIEN

Berikut adalah status pasien berdasarkan skenario :

 ANAMNESIS PERIBADI
 Nama :
 Umur : 24 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan

 ANAMNESIS PENYAKIT
 Keluhan Utama : Pucat
 Keluhan Tambahan : lemah, lesu dan sakit menelan

 RIWAYAT PENYAKIT : Menorrhagia

 RIWAYAT SOSIAL : - Seorang petani
- Bekerja tanpa alas kaki
- Keterbatasan ekonomi
- Asupan gizi kurang

 PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Pucat, lemah, lesu, koilonychias, cheilosis,
atrofi papil lidah.

 PEMERIKSAAN PENUNJANG : -

 DIAGNOSIS : LIMFADENITIS




KESIMPULAN
Seorang wanita 24 tahun mengeluh adanya pembengkakan kalenjar di leher dimana bengkaknya sebesar telur puyuh dan lunak serta nyeri apabila disentuh. Ditambah dengan wajahnya pucat, badannya sering hangat , lemah dan selera makan hilang.
Dari data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa wanita tersebut menderita limfadenitis yaitu suatu peradangan pada kalenjar getah bening yang disebabakan oleh adanya infeksi mikroorganisme.
Untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab limfadenitis tersebut maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti biopsi dan kultur.
Penetalaksanaan yang sesuai untuk wanita tersebut adalah
a. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri maka cukup dengan pemberian atibiotik
b. Bila disebabkan oleh virus maka cukup dengan istirahat dan diberikan vitamin untuk meningkatakan imunitas tubuh.

















DAFTAR ISTILAH

• Penyakit Kawasaki (KD), juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki, sindrom node getah bening dan sindrom kelenjar getah bening mukokutan, adalah sebuah autoimun penyakit yang bermanifestasi sebagai suatu-sistemik vaskulitis nekrosis dan sangat terlihat pada anak di bawah usia lima tahun.

• Epstein-Barr virus (EBV) adalah anggota dari keluarga herpesvirus dan salah satu virus manusia yang paling umum. EBV juga menetapkan infeksi aktif seumur hidup dalam beberapa sel dari sistem kekebalan tubuh. Sebuah peristiwa akhir dalam pembawa sangat sedikit dari virus ini adalah munculnya limfoma Burkitt dan karsinoma nasofaring, dua kanker langka yang tidak biasanya ditemukan di Amerika Serikat.

• Penyakit Serum adalah reaksi terhadap protein dalam anti serum yang berasal dari sumber hewan. Serum ini umumnya diberikan untuk mencegah atau mengobati infeksi atau envenomation . Ketika antiserum diberikan, tubuh menghasilkan antibodi, yang dikombinasikan dengan protein-protein untuk membentuk kompleks imun. Kompleks ini dapat menyebabkan reaksi yang lebih.

• Tripanosomiasis atau Penyakit Tidur di afrika disebabkan oleh parasit protozoa berflagela yang tergolong ke dalam kompleks Trypanosoma brucei yang ditularkan kepada manusia melalui lalat tsetse.

• Tularemia adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini didapat setelah bersentuhan dengan binatang dan unggas itu, oleh memakan daging yang tidak dimasak benar-benar dan dari gigitan kutu binatang atau serangga penghisap darah lain. Kelinci ialah binatang sumber penyakit ini yang paling umum

• Epitrochlear : Ditemukan di bagian dalam lengan atas, tepat di atas.

• Sarkoidosis (Sarcoidosis) adalah suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan terbentuknya granuloma pada kelenjar getah bening, paru-paru, hati, mata.
DAFTAR PUSTAKA

 Price, A. Sylvia. Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta:2006
 http://id.wikipedia.org/wiki/Limfadenopati
 http://majalah.nurhidayahsolo.com/index.php/hidup-sehat/142-limfadenitis-tuberkulosis.html
 http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/lymphadenitis
 http://medicastore.com/penyakit/176/Abses_Penimbunan_Nanah.html
 http://medicastore.com/penyakit/195/Limfadenitis.html
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16862/4/Chapter%20II.pdf
 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.answers.com/topic/lymphadenitis
 http://www.freemd.com/cervical-lymphadenitis/prevention.htm
 http://www.naturalcareklinik.com/content/anal-fistula
 http://www.scribd.com/doc/52317513/LYMPHADENITIS
 http://www.sehatgroup.web.id/?p=186
 id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_getah_bening
 pancallok.com/search/patofisiologi-limfadenitis-adalah/
 www.infokedokteran.com/pdf/patofisiologi-limfadenitis.html

LIMFADENITIS

Modul
Perempuan 24 tahun datang ke RS dengan keluhan adanya pembengkakan kelenjar di leher. Bengkaknya sebesar telur puyuh dan lunak serta nyeri bila disentuh, wajahnya juga tampak pucat, badanya sering kali terasa hangat dan merasa lemah tidak berdaya, selera makan hilang. Ia pun disarankan dokter spesialis untuk melakukan pemeriksaan biopsi.
Apakah yang terjadi pada pasien ini dan tindakan apa yang harus dilakukan?


PEMBAHASAN SKENARIO

I. TERMINOLOGI KONSEP
1. Pembengkakan kelenjar di leher
 Pembesaran / tonjolan pada leher yang tidak normal
2. Biopsi
 Pemeriksaan dengan mengambil jaringan

II. MENENTUKAN MASALAH
1. Perempuan 24 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan adanya pembengkakan kalenjar di leher. Bengkaknya sebesar telur puyuh dan lunak serta nyeri bila disentuh

2. Wajahnya tampak pucat, badannya seringkali terasa hangat dan merasa lemah tidak berdaya , selera makan hilang.








III. MENGANALISIS MASALAH
1. Hasil Analisis
- Adanya peradangan
- Limfadenitis
- Adanya infeksi
- Adanya tumor

2. Hasil analisis
- Tanda dan gejala anemia
- Adanya gangguan koagulasi
- Menurunnya daya tahan tubuh
- Pengaruh infeksi

IV. KESIMPULAN SEMENTARA
Wanita 24 tahun kemungkinan mengalami limfadenitis

V. LEARNING OBJEKTIVE
1. LIMFADENITIS
- Defenisi
- Etiologi
- Patofisiologi
- Gambaran klinis
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik
- Pemeriksaan penunjang
- Diagnosis
- Komplikasi
- Penetalaksanaan





LEARNING ISSUE

LIMFADENITIS

A. DEFENISI
Limfadenitis adalah peradangan kelenjar getah bening (kelenjar limfe) regional dari lesi primer akibat adanya infeksi dari bagian tubuh yang lain.

B. ETIOLOGI
Streptokokus dan bakteri staphylococcal adalah penyebab paling umum dari limfadenitis, meskipun virus, protozoa, rickettsiae, jamur, dan basil TB juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening. Streptokokus dan bakteri penyebab adalah pagar staphylococcal limfadenitis Umum, meskipun virus, protozoa, rickettsiae, jamur, dan TBC juga dapat menginfeksi kelenjar getah bening.
Penyakit yang melibatkan kelenjar getah bening di seluruh tubuh termasuk mononucleosis, infeksi sitomegalovirus, toksoplasmosis, dan brucellosis. Gejala awal limfadenitis adalah pembengkakan kelenjar yang disebabkan oleh penumpukan cairan jaringan dan peningkatan jumlah sel darah putih akibat respon tubuh terhadap infeksi. Kehilangan nafsu makan, vehicles keringat, nadi cepat, dan kelemahan.















C. PATOFISIOLOGI















Kelenjar getah bening (KGB) adalah bagian dari sistem pertahanan tubuh kita. Tubuh kita memiliki kurang lebih sekitar 600 kelenjar getah bening, namun hanya di daerah sub mandibular (bagian bawah rahang bawah; sub: bawah; mandibula: rahang bawah), ketiak atau lipat paha yang teraba normal pada orang sehat. Terbungkus kapsul fibrosa yang berisi kumpulan sel-sel pembentuk pertahanan tubuh dan merupakan tempat penyaringan antigen (protein asing) dari pembuluh-pembuluh getah bening yang melewatinya.



Pembuluh-pembuluh limfe akan mengalir ke KGB sehingga dari lokasi KGB akan diketahui aliran pembuluh limfe yang melewatinya. Oleh karena dilewati oleh aliran pembuluh getah bening yang dapat membawa antigen (mikroba, zat asing) dan memiliki sel pertahanan tubuh maka apabila ada antigen yang menginfeksi maka kelenjar getah bening dapat menghasilkan sel-sel pertahanan tubuh yang lebih banyak untuk mengatasi antigen tersebut sehingga kelenjar getah bening membesar.
Pembesaran kelenjar getah bening dapat berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh yang berasal dari KBG itu sendiri seperti limfosit, sel plasma, monosit dan histiosit atau karena datangnya sel-sel peradangan (neutrofil) untuk mengatasi infeksi di kelenjar getah bening (limfadenitis), infiltrasi (masuknya) sel-sel ganas atau timbunan dari penyakit metabolite macrophage (gaucher disease). Dengan mengetahui lokasi pembesaran KGB maka kita dapat mengarahkan kepada lokasi kemungkinan terjadinya infeksi atau penyebab pembesaran KGB.
Benjolan, bisa berupa tumor baik jinak atau ganas, bisa juga berupa pembesaran kelenjar getah bening. Kelenjar ini ada banyak sekali di tubuh kita, antara lain di daerah leher, ketiak, dalam rongga dada dan perut, di sepanjang tulang belakang kiri dan kanan sampai mata kaki. Kelenjar getah bening berfungsi sebagai penyaring bila ada infeksi lokal yang disebabkan bakteri atau virus. Jadi, fungsinya justru sebagai benteng pertahanan tubuh.
Jika tidak terjadi infeksi, kemungkinan adalah tumor. Apalagi bila pembesaran kelenjar di daerah-daerah tersebut di atas, pertumbuhannya cepat dan mudah membesar. Bila sudah sebesar biji nangka, misalnya, bila ditekan tidak sakit, maka perlu diwaspadai. Jalan terbaik, adalah dilakukan biopsy di kelenjar tersebut. Diperiksa jenis sel-nya untuk memastikan apakah sekedar infeksi atau keganasan. Jika tumor dan ternyata ganas, pembesaran kelenjar akan cepat terjadi. Dalam sebulan, misalnya, sudah membesar dan tak terasa sakit saat ditekan. Beda dengan yang disebabkan infeksi. Umumnya tidak bertambah besar dan jika daerah di sekitar benjolan ditekan, terasa sakit.





Bagan Patifisiologi Limfadenitis





















D. GAMBARAN KLINIS














D.1 Karakteristik dari kelenjar getah bening
KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.
 Ukuran: normal bila diameter 0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal)
 Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan
 Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan
 Penempelan/bergerombol: beberapa KGB yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis, keganasan.
E. ANAMNESIS

Dari anamnesis dapat diperoleh:

1. Lokasi pembesaran kelenjar getah bening
Pembesaran kelenjar getah bening pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja. Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh mikobakterium, toksoplasma, ebstein barr virus atau citomegalovirus.

2. Gejala-gejala penyerta (symptoms)
Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness), ditambah riwayat obat-obatan.

3. Riwayat penyakit
Adanya peradangan tonsil (amandel) sebelumnya mengarahkan kepada infeksi oleh streptokokus. Adanya infeksi gigi dan gusi dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob.

4. Riwayat pekerjaan dan perjalanan
Paparan terhadap infeksi / kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran nafas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau tuberculosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati. Riwayat perjalanan atau pekerjaan, misalnya perjalanan ke daerah-daerah Afrika dapat mengakibatkan penyakit Tripanosomiasis. Orang yang bekerja di hutan dapat terkena Tularemia.




Tabel Anamnesis

NO ANAMNESIS
KETERANGAN

1. LOKASI  Lokasi pembesaran KGB pada dua sisi leher secara mendadak biasanya disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja.
 Apabila berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh Mikobakterium, Toksoplasma, Ebstein Barr Virus atau Citomegalovirus

2. GEJALA PENYERTA  Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan.
 Demam yang tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness), ditambah adanya riwayat pemakaian obat-obatan atau produk darah.


3. RIWAYAT PENYAKIT  Riwayat penyakit sekarang dan dahulu seperti adanya peradangan tonsil sebelumnya, mengarahkan kepada infeksi oleh Streptococcus; luka lecet pada wajah atau leher atau tanda-tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi Staphilococcus;
 Adanya infeksi gigi dan gusi juga dapat mengarahkan kepada infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat mengarahkan kepada Citomegalovirus, Epstein Barr Virus atau HIV

4. RIWAYAT PEMAKAIAN OBAT  Penggunaan obat-obatan Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol, atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac. Pembesaran karena obat umumnya seluruh tubuh (limfadenopati generalisata

5. RIWAYAT PEKERJAAN  Paparan terhadap infeksi paparan/kontak sebelumnya kepada orang dengan infeksi saluran napas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau tuberculosis turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati.
 Riwayat perjalanan atau pekerjaan, misalnya perjalanan ke daerah-daerah di Afrika dapat mengakibatkan penyakit Tripanosomiasis, orang yang bekerja dalam hutan dapat terkena Tularemia
F. PEMERIKSAAN FISIK

Karakteristik dari kelenjar getah bening:
Kelenjar Getah Bening dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. Kelenjar getah bening harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat digerakkan, Apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal.

 Ukuran: normal bila diameter <1cm (pada epitroclear >0,5cm dan lipat paha >1,5cm dikatakan abnormal).
 Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan.
 Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan.
 Penempelan: beberapa Kelenjar Getah Bening yang menempel dan bergerak bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis keganasan.

Pembesaran KGB leher bagian posterior (belakang) terdapat pada infeksi rubela dan mononukleosis. Pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, KGB umumnya bilateral (dua sisi-kiri/kiri dan kanan), lunak dan dapat digerakkan. Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan. Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarahkan infeksi bakteri dan adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. Bila limfadenitis disebabkan keganasan, tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak dapat digerakkan (terikat dengan jaringan di bawahnya).
Pada infeksi oleh mikobakterium pembesaran kelenjar berjalan mingguan-bulanan, walaupun dapat mendadak, KGB menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah.





Tanda-tanda penyerta (sign):
Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintik-bintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus. Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck) mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri difteri. Faringitis, ruam-ruam dan pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi epstein barr virus.
Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada campak. Adanya pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang dengan penekanan), memar yang tidak jelas penyebabnya, dan pembesaran hati dan limpa mengarahkan kepada leukemia.






















G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Ultrasonografi (USG)
USG merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mengetahui ukuran, bentuk, dan gambaran mikronodular.

2. Biopsi
Biopsi dapat dilakukan dengan mengambil sel keluar melalui jarum atau dengan operasi menghapus satu atau lebih kelenjar getah bening. Sel-sel atau kelenjar getah bening akan dibawa ke lab dan diuji. Biopsy KGB memiliki nilai sensitifitas 98 % dan spesifisitas 95 %. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsy KGB. Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan.

3. Kultur
Kultur (contoh dikirim ke laboratorium dan diletakkan pada kultur medium yang membiarkan mikroorganisme untuk berkembang) kemungkinan diperlukan untuk memastikan diagnosa dan untuk mengidentifikasikan organisme penyebab infeksi.

4. CT Scan
CT Scan adalah mesin x-ray yang menggunakan komputer untuk mengambil gambar tubuh Anda untuk mengetahui apa yang mungkin menyebabkan limfadenitis Anda. Sebelum mengambil gambar, Anda mungkin akan diberi pewarna melalui IV di pembuluh darah Anda agar dapat melihat gambar dengan jelas. CT Scan dapat mendeteksi pembesaran KGB servikalis dengan diameter 5 mm atau lebih.
5. Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Magnetic resonance imaging (MRI) digunakan untuk melihat dalam tubuh Anda. Dokter dapat menggunakan gambar ini untuk mencari penyebab limfadenitis.




H. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya. Untuk membantu menentukan penyebabnya, bisa dilakukan biopsi (pengangkatan jaringan untuk diperiksa di bawah mikroskop) dan kultur (contoh dikirim ke laboratorium dan diletakkan pada kultur medium yang membiarkan mikroorganisme untuk berkembang) kemungkinan diperlukan untuk memastikan diagnosa dan untuk mengidentifikasikan organisme penyebab infeksi.
KGB yang menetap atau bertambah besar walau dengan pengobatan yang adekuat mengindikasikan diagnosis yang belum tepat.

I. DIAGNOSIS BANDING
Benjolan di leher yang seringkali disalahartikan sebagai pembesaran KGB leher :
• Gondongan :
pembesaran kelenjar parotits akibat infeksi virus, sudut rahang bawah dapat menghilang karena bengkak
• Kista Duktus Tiroglosus :
berada di garis tengah dan bergerak dengan menelan
• Kista Dermoid :
benjolan di garis tengah dapat padat atau berisi cairan
• Hemangioma :
kelainan pembuluh darah sehingga timbul benjolan berisi jalinan pembuluh darah, berwarna merah atau kebiruan












Alur Diagnosis



J. KOMPLIKASI

1. Pembentukan abses
Abses adalah suatu penimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi ronggatersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan di sekitarnya akan terdorong. Jaringan pada akhirnya tumbuh di sekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses; hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebih lanjut. Jika suatu abses pecah di dalam, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dibawah permukaan kulit, tergantung kepada lokasi abses.

2. Selulitis (infeksi kulit)
Selulitis adalah suatu penyebaran infeksi bakteri ke dalam kulit dan jaringan di bawah kulit. Infeksi dapat segera menyebar dan dapat masuk ke dalam pembuluh getah bening dan aliran darah. Jika hal ini terjadi, infeksi bisa menyebar ke seluruh tubuh.

3. Sepsis (septikemia atau keracunan darah)
Sepsis adalah kondisi medis yang berpotensi berbahaya atau mengancam nyawa, yang ditemukan dalam hubungan dengan infeksi yang diketahui atau dicurigai (biasanya namun tidak terbatas pada bakteri-bakteri).

4. Fistula (terlihat dalam limfadenitis yang disebabkan oleh TBC)
Limfadenitis tuberkulosa ini ditandai oleh pembesaran kelenjar getah bening, padat / keras, multiple dan dapat berkonglomerasi satu sama lain. Dapat pula sudah terjadi perkijuan seluruh kelenjar, sehingga kelenjar itu melunak seperti abses tetapi tidak nyeri. Apabila abses ini pecah ke kulit, lukanya sulit sembuh oleh karena keluar secara terus menerus sehingga seperti fistula. Fistula merupakan penyakit yang erat hubungannya dengan immune system / daya tahan tubuh setiap individual.

K. PENATALAKSANAAN
K.1. PREVENTIF

 Upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada seseorang agar tidak menderita limfadenitis adalah :



























K.2. KURATIF

Tata laksana pembesaran KGB leher didasarkan kepada penyebabnya. Banyak kasus dari pembesaran KGB leher sembuh dengan sendirinya dan tidak membutuhkan pengobatan apa pun selain dari observasi. Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi untuk dilaksanakan biopsy kelenjar getah bening. Biopsy dilakukan bila terdapat tanda dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan, KGB yang menetap atau bertambah besar dengan pengobatan yang tepat, atau diagnosis belum dapat ditegakkan.
Pembesaran KGB biasanya disebabkan oleh virus dan sembuh sendiri, walaupun pembesaran KGB dapat berlangsung mingguan. Pengobatan pada infeksi KGB oleh bakteri (limfadenitis) adalah anti-biotic oral 10 hari dengan pemantauan dalam 2 hari pertama flucloxacillin 25 mg/kgBB empat kali sehari. Bila ada reaksi alergi terhadap antibiotic golongan penicillin dapat diberikan cephalexin 25 mg/kg (sampai dengan 500 mg) tiga kali sehari atau erythromycin 15 mg/kg (sampai 500 mg) tiga kali sehari.
Bila penyebab limfadenopati adalah mycobacterium tuberculosis maka diberikan obat anti tuberculosis selama 9-12 bulan. Bila disebabkan mycobacterium selain tuberculosis maka memerlukan pengangkatan KGB yang terinfeksi atau bila pembedahan tidak memungkinkan atau tidak maksimal diberikan antibiotic golongan makrolida dan anti-mycobacterium.

K.3. REHABILITATIF










L. PROGNOSIS
Prognosis untuk pemulihan adalah baik jika segera diobati dengan antibiotik. Dalam kebanyakan kasus, infeksi dapat dikendalikan dalam tiga atau empat hari. Namun, dalam beberapa kasus mungkin diperlukan waktu beberapa minggu atau bulan untuk pembengkakan menghilang, panjang pemulihan tergantung pada penyebab infeksi. Penderita dengan limfadenitis yang tidak diobati dapat mengembangkan abses, selulitis, atau keracunan darah (septikemia), yang kadang-kadang fatal.





















STATUS PASIEN

Berikut adalah status pasien berdasarkan skenario :

 ANAMNESIS PERIBADI
 Nama :
 Umur : 24 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan

 ANAMNESIS PENYAKIT
 Keluhan Utama : Pucat
 Keluhan Tambahan : lemah, lesu dan sakit menelan

 RIWAYAT PENYAKIT : Menorrhagia

 RIWAYAT SOSIAL : - Seorang petani
- Bekerja tanpa alas kaki
- Keterbatasan ekonomi
- Asupan gizi kurang

 PEMERIKSAAN FISIK
Inspeksi : Pucat, lemah, lesu, koilonychias, cheilosis,
atrofi papil lidah.

 PEMERIKSAAN PENUNJANG : -

 DIAGNOSIS : LIMFADENITIS




KESIMPULAN
Seorang wanita 24 tahun mengeluh adanya pembengkakan kalenjar di leher dimana bengkaknya sebesar telur puyuh dan lunak serta nyeri apabila disentuh. Ditambah dengan wajahnya pucat, badannya sering hangat , lemah dan selera makan hilang.
Dari data yang diperoleh, dapat dikatakan bahwa wanita tersebut menderita limfadenitis yaitu suatu peradangan pada kalenjar getah bening yang disebabakan oleh adanya infeksi mikroorganisme.
Untuk mengidentifikasi mikroorganisme penyebab limfadenitis tersebut maka perlu dilakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti biopsi dan kultur.
Penetalaksanaan yang sesuai untuk wanita tersebut adalah
a. Jika disebabkan oleh infeksi bakteri maka cukup dengan pemberian atibiotik
b. Bila disebabkan oleh virus maka cukup dengan istirahat dan diberikan vitamin untuk meningkatakan imunitas tubuh.

















DAFTAR ISTILAH

• Penyakit Kawasaki (KD), juga dikenal sebagai sindrom Kawasaki, sindrom node getah bening dan sindrom kelenjar getah bening mukokutan, adalah sebuah autoimun penyakit yang bermanifestasi sebagai suatu-sistemik vaskulitis nekrosis dan sangat terlihat pada anak di bawah usia lima tahun.

• Epstein-Barr virus (EBV) adalah anggota dari keluarga herpesvirus dan salah satu virus manusia yang paling umum. EBV juga menetapkan infeksi aktif seumur hidup dalam beberapa sel dari sistem kekebalan tubuh. Sebuah peristiwa akhir dalam pembawa sangat sedikit dari virus ini adalah munculnya limfoma Burkitt dan karsinoma nasofaring, dua kanker langka yang tidak biasanya ditemukan di Amerika Serikat.

• Penyakit Serum adalah reaksi terhadap protein dalam anti serum yang berasal dari sumber hewan. Serum ini umumnya diberikan untuk mencegah atau mengobati infeksi atau envenomation . Ketika antiserum diberikan, tubuh menghasilkan antibodi, yang dikombinasikan dengan protein-protein untuk membentuk kompleks imun. Kompleks ini dapat menyebabkan reaksi yang lebih.

• Tripanosomiasis atau Penyakit Tidur di afrika disebabkan oleh parasit protozoa berflagela yang tergolong ke dalam kompleks Trypanosoma brucei yang ditularkan kepada manusia melalui lalat tsetse.

• Tularemia adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Francisella tularensis. Penyakit ini didapat setelah bersentuhan dengan binatang dan unggas itu, oleh memakan daging yang tidak dimasak benar-benar dan dari gigitan kutu binatang atau serangga penghisap darah lain. Kelinci ialah binatang sumber penyakit ini yang paling umum

• Epitrochlear : Ditemukan di bagian dalam lengan atas, tepat di atas.

• Sarkoidosis (Sarcoidosis) adalah suatu penyakit peradangan yang ditandai dengan terbentuknya granuloma pada kelenjar getah bening, paru-paru, hati, mata.
DAFTAR PUSTAKA

 Price, A. Sylvia. Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta:2006
 http://id.wikipedia.org/wiki/Limfadenopati
 http://majalah.nurhidayahsolo.com/index.php/hidup-sehat/142-limfadenitis-tuberkulosis.html
 http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/lymphadenitis
 http://medicastore.com/penyakit/176/Abses_Penimbunan_Nanah.html
 http://medicastore.com/penyakit/195/Limfadenitis.html
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16862/4/Chapter%20II.pdf
 http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://www.answers.com/topic/lymphadenitis
 http://www.freemd.com/cervical-lymphadenitis/prevention.htm
 http://www.naturalcareklinik.com/content/anal-fistula
 http://www.scribd.com/doc/52317513/LYMPHADENITIS
 http://www.sehatgroup.web.id/?p=186
 id.wikipedia.org/wiki/Kelenjar_getah_bening
 pancallok.com/search/patofisiologi-limfadenitis-adalah/
 www.infokedokteran.com/pdf/patofisiologi-limfadenitis.html